Selalu, setiap tahun pada tanggal ini, saya melihat
pemandangan anak-anak kecil menggunakan pakaian daerah, kebanyakan pakai konde
dan kebaya. Katanya, memperingati hari kartini, biar seperti Ibu Kita Kartini.
Yah… memang, Kartini memakai konde dan kebaya, tapi menurut
saya kurang pas kalau yang dirayakan adalah konde dan kebayanya. Yang mesti
kita rayakan bukanlah penampilan luarnya, namun semangatnya. Kartini toh tidak
mengajarkan perempuan menggunakan konde dan kebaya. Ia justru mengajarkan kita untuk
melepaskan ‘konde dan kebaya’, hal-hal yang mengungkung hak manusia bagi perempuan.
Lalu, kenapa sekarang kita malah mendandani anak kita pakai konde dan kebaya?
Kalau memang harus dandan untuk lucu-lucuan peringatan hari
ini, saya lebih suka parade kostum. Beberapa sekolah sudah melakukannya. Biarkan
anak-anak memilih kostum sesuai cita-citanya. Anak yang mau jadi dokter,
pakailah kostum dokter, yang mau jadi polisi, pakailah pakaian polisi, yang mau
jadi koki, pakailah celemek.
Jadikan hari ini momen untuk menularkan ide dan semangat Kartini,
agar anak-anak bisa menghargainya (dan orang lain) bukan sebatas penampilan
konde-kondean saja. Saya rasa, anak-anak bisa mengerti jika kita menjelaskan siapa
Kartini dengan sederhana. Lalau, kita bisa melakukan kegiatan yang mengeksplor
cita-cita mereka, dan menanamkan bahwa mereka bisa jadi apa pun yang mereka
inginkan.
NB: Pakaian daerah lebih cocok untuk perayaan 17 agustusan,
IMHO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar