slide

Sabtu, 08 Juni 2013

Membuat Kalimat Pertama




Kalimat pertama dan bab pertama itu penting. Kalau bagus, bisa membuat pembaca ingin membaca terus. Sebaliknya, kalau jelek dan kebetulan pembacanya nggak sabar, pasti bukunya ditinggal.

Orang bilang, membuat bagian awal itu susah-susah gampang, buatku susah beneran. Ini catatanku kalau kapan-kapan mentok lagi di kesulitan semacam ini:


-       Bikin saja kalimat awal seadanya. Lalu lanjut ke kalimat selanjutnya. Kalau mentok di kalimat pertama terus, kapan bikin kalimat ke-dua, ke-tiga, ke-empat, dan seterusnya?

-       Biasanya kalimat bagus datang tiba-tiba. Tangkap dan tulis saat itu juga. Seperti datangnya yang tiba-tiba, hilangnya pun bisa tiba-tiba. Jadi tulis sekarang atau catat di tempat selain ingatan. Jangan pernah percaya pada ingatan.

-        Mungkin di perjalanan nanti akan bermunculan kalimat-kalimat bagus. Bandingkan saja dengan yang sudah ada. Kalau lebih bagus, ganti. Kalau lebih jelek, simpan. Bisa saja nanti terpakai di suatu tempat.

-       Jangan mentok pada kalimat awal berupa deskripsi setting. Memang deskripsi setting itu penting untuk menjerumuskan pembaca di dunia cerita yang kita buat. Tapi tidak usah tergesa-gesa melakukan itu. Nanti juga bisa. Jadi, kalimat awal nggak harus “Matahari bersinar terang.Mmm… gimana ya, menurutku, “Matahari bersinar terang,” nggak bikin penasaran. 

-       Ide lain yang bisa dicoba;
·         Sebaris kalimat indah. Bisa syair jika menulis romance, atau kalimat jenaka jika menulis komedi. Contoh.
Jika aku boleh memilih satu hari untuk kuulang lagi, aku akan memilih hari ini. Hari ketika pertama kali ia merengkuhku dalam pelukannya.
·         Dialog. Contoh.
“Aku cuma mau mengembalikan ini,” kataku pelan sambil meletakkan sebuah cincin di telapak tangannya.
“Kenapa?” teriaknya. “Jadi kamu tidak percaya aku dan dia tidak ada apa-apa? Kemarin itu kami hanya bertemu di jalan. Lalu, aku singgah di rumahnya sebentar. Minum kopi, itu saja!”
Aku tak menjawab apa-apa. Mendengar kebohongan ketika telah tahu segalanya itu menyenangkan.
·         Bahkan kalimat yang ada dipemikiran aneh si tokoh. Contoh.
Kalau reinkarnasi itu ada, Arintha pasti terlahir lahi jadi kompor. Entah di mana ia mendapatkan kelihaian menyulut emosi seperti itu. Bibir lancipnya punya kecepatan cahaya dalam menyebar gosip. Kurir titipan kilat kalah.

Semoga bermanfaat dan selamat memulai! Silakan jika ingin menambahkan :)

pic taken from
http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRIBGqWDW-hZ-OmZTdiyKZrALqNtfnulboZt16oANN5O6CN_iQm







Tidak ada komentar:

Posting Komentar